Senin, 10 September 2012

Sepenggal Cerita Si Anak Kampung

Entah kenapa aku jadi teringat masa kecilku. Masa di mana aku masih tinggal di kampung dulu. Tidak ada yang namanya PS, tidak ada yang namanya Game online, bahkan saat itu anak-anak seumuran kami masih belum ada yang megang hape. Yups... kami lah anak-anak yang mencari kegembiraan lewat alam. Mandi di Binanga sambil angon kerbau seharian tanpa perduli kulit akan hitam legam kayak arang, naik ke gunung tanpa sedikitpun rasa takut, menceburkan diri ke binanga melalui jembatan, Hah..." tarik nafas... buang nafas " it's so fun guys. Saat itu kegembiraan itu begitu sederhana.
Aku kurang tau siapa yang lebih gembira, anak-anak di kota besar atau kami yang dulu di pedesaan tepatnya raut bosi. Yah... Jika kalian mampir ke tempat game online, hal yang biasa aja kalau kata-kata kotor keluar dari anak yang berseragam putih merah yang sedang main game, (kalo aku yang kedapatan ngucap kata kotor, udah di tampari pasti). Dan jangan heran lagi kalau nemu dua orang gadis SMP yang ngomongin cowok saat buka-buka jejaring sosial. Yah... Itu lah hidup jaman sekarang. Jadi kalian bisa nilai sendiri, siapa yang lebih bahagia?
Aku masih ingat waktu aku masih duduk di sekolah dasar dulu, waktu itu kami naik ke bukit geng, pada saat itu di antara kami ga ada yang ga suka maen dibukit alias batu nabolon.tujuannya hanya ingin maen perang-perangan aja tanpa memikirkan panasnya cuaca, kami akan asik bermain.
Saat mencapai bukit, di antara temanku sudah ada yang minta pulang, haus memang sudah kami saat itu. Yah... mau tak mau kami harus menghentikan penjelajahan kami.
Namun, Ternyata ada yang lebih menarik perhatian kami dalam perjalanan pulang. Tak lain dan tak bukan adalah sebuah sungai/binanga yang jernih yang tak jauh dari perkampungan. Kalian bisa bayangkan kan apa yang terjadi kemudian. Yups... Kami pun mandi sepuasnya,yach namanya kami cuma anak-anak saat itu, gak kepikiran dimarahi saat itu dan yg terpikir hanya mandi sepusnya sambil bermain selebihnya terserah nanti.
Tak perduli panas terik membakar kulit telanjang kami, kami asyik aja mandi hingga sore menjelang. Bahkan kami tak perduli seberapa banyak air yang sudah sengaja atau tidak yang kami minum. Kegembiraan ada lah segalanya. hahahaha... it's so fun guys...
Sampai ke rumah, mata merah dan kulit udah udah kayak buruh bangunan. Namun inangku (oppung perempuan) tak bertanya soal itu. Mungkin bagi dia selama aku tak mengeluh kesakitan atau berantam, she never mind it.  I'am just a child.
Yah... kenangan itu sungguh menyenangkan, cerita anak-anak dari kampung.
Aku jadi rindu kampungku,saat-saat kami manambat horbo dulu (ngangon kerbau) naik ke punggungnya sambil bermain dan memberi makan kerbau di sepanjang jalan, ohhh.... nikmat yang tak akan kurasakan lagi seumur hidup ku (jadi pengen...)
:) :D ...
Sudah hampir 3 tahun aku tidak pulang kampung semenjak aku pindah ke siantar dan sekolah kemedan. Dan mungkin udah lima tahun aku ga pernah mengunjungi Danau Toba yang dulu menjadi salah satu favorit setiap wisatawan yang berkunjung kesana. Hm... Danau itu sungguh jauh berubah... Mungkin suatu saat aku akan berkunjung lagi...

eh ada foto-foto dulu adik-adik ku sedang menyaksikan sun set...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar